#Catper Semeru 22-25 Desember 2012 (bagian 3)


bagian sebelumnya

mahameru

3 tenda kami berdiri di bawah pohon, tak jauh dari Shelter pos Kalimati. Hujan pun turun setelah tenda berdiri. Hujan memberikan kami sumber air lebih :D. kegiatan selanjutnya yaitu masak-masak untuk makan malam, sholat, dan tidur untuk persiapan muncak… pasang alarm untuk bangun dan persiapan summit, pukul 23.00 bismika allhumma wa bismika amuut…

Krik krik… gak bisa tidur sampai jam 21.30… >.< haduuhhh harus bangun jam 23….

Keinginan yang kuat, akhirnya yang biasanya susah bangun, denger ribut-ribut dikit, dan alarm sekali bunyi langsung bangun. (pengen deh ini berlangsung di keseharian, tanpa harus me-snooze alarm setiap kali alarm bunyi).

Bikin makan malam bentar, karena aku-nya sendiri tadi belum makan. Kemudian lanjut makan, siap-siap, sambil merhatiin teman-teman tenda depan yang juga lagi bersiap-siap. Sambil lihat sekeliling, sambil sedikit pemanasan..

24 Desember 2012

Dari bersepuluh, dua teman memutuskan untuk tidak ke puncak. Ya, akhirnya kami berharap pada kedua teman kami, begitu turun dari puncak bisa sarapan dengan segera. 🙄

Pukul 00.30 kami siap untuk berangkat, dan berdoa. Baru kali ini aku muncak dengan harapan sangat agar muncak kali ini aku bisa lebih sabar. Dan aku berjanji tidak akan memaksakan diri untuk sampai di puncak. Walaupun keinginan itu tetap kuat.

Jika sebelumnya, tanjakan cinta merupakan tanjakan yang fenomenal, maka percayalah kawan, tanjakan itu tidak ada apa-apanya, dibandingkan dengan tanjakan menuju puncak.

Perjalanan ke Arcapada diawali dengan turunan, dan selanjutnya yang ada hanyalah naik, nanjak, dan naik. Cukup sering aku harus break, ditambah dengan macetnya jalur karena ramainya yang muncak. Dalam temaram malam, teman-teman yang belum kuhapal namanya satu-satu dan ditambah penerangan yang hanya berupa senter, aku sudah tidak tahu lagi, siapa yang di belakang dan di depanku, siapa yang telah memberiku air hangat di tengah perjalanan, yang pasti aku terima kasih banget deh.  Yang kulihat sepanjang perjalanan hanya kaki-kaki dan sepatu. Menunduk sangat ketika aku nanjak waktu itu.

Sesaat sebelum sampai arcapada, ada ruang terbuka, dan nampaklah kota dengan cahaya lampu bak kapal pesiar.

(di daerah puncak terdeteksi sinyal untuk operator indosat, telkomsel, tapi belum coba apakah jaringan datanya juga bagus)

Sampai arcapada sekitar pukul 2, dan sebelum sampai cemoro tunggal yang sudah tidak ada lagi karena longsor, kami pun break lagi. Langit pada dini hari itu terang banget kawan, mungkin langit yang kulihat kemaren malam gak jauh beda dengan yang kulihat sekarang, hanya saja sekarang jarak dengan langit itu lebih dekat dari kemaren.

(dan tidak seperti biasa, aku tidak mengabadikan langit malam di semeru dengan google skymap seperti biasanya, ini jadi alasan untuk balik lagi kesana)

Dan jalur pasir itu akhirnya ketemu kawan.. siap kah?

Bismillah…

Kalo aku bilang sih, istilah 5cm itu cocok juga untuk perumpaan pencapaian puncak mahameru. Hanya berjarak 5cm dari kening, tapi selamanya akan berjarak. Sungguh puncak itu begitu dekat di mata, tapi jauh di kaki. mengusahakan tiap langkah, tapi tatapan ke arah puncak, masih tidak berubah juga jaraknya. tetap berjarak.

Jalur pasir itu akan mengantar kita ke beda ketinggian langsung 600m. Sebenarnya itu dekat kalo gak pake acara melorot, gitu kata temenku. Selangkah-selangkah naik, kemudian merosot, naik lagi, merosot lagi. Sempet juga karena mengharapkan tanah yang agak keras, hampir terperosok jatuh ke samping 😦 . Sampai sini, aku sudah hampir putus asa, kawan. Kepala mendongak ke atas, dan bergumam “Ya Allah, bisa gitu aku sampai di sana?” Akhirnya, keinginan untuk sholat berjamaah shubuh di puncak, kandas, aku hanya bisa melakukannya di jalur itu, sambil berusaha untuk tidak melorot ke bawah >.<

Tapi, keputusasaan itu tak bertahan lama. Banyak teman seperjuangan untuk mencapai puncak, dan antara kami, saling menyemangati, dan saling meminjamkan tongkat untuk membantu naik. Tapi ketika diberi tongkat, dan aku mencobanya, megang tongkat saja sudah gak kuat :D. dan berbagi makanan dan air pun dilakukan dengan pendaki lainnya. 🙂 aku sama sekali gak kenal mereka, tapi memang ketika kita dalam perjuangan yang sama, kita jadi merasa sudah kenal lama (at least jadi sok kenal gitu deh? 👿 )

Akibat makan malam kurang banyak, kurang makan dan kurang minum plus ngantuk kali  ya (banyak alasan 🙄 ). Padahal dari tadi sudah ngemilin kurma dan coklat. Karena sadar gak akan sampe puncak dalam waktu dekat, aku pun meminta temanku yang dampingi aku untuk duluan saja. Karena waktu untuk di puncak ada batasnya. Jangan sampai gara-gara aku, jadi pada batal muncak.

Dan aku sebisa mungkin melanjutkan perjalanan. Sepuluh langkah berhenti, istirahat, waktu istirahatnya lebih lama dari waktu jalannya, bahkan sering tertidur selama jeda rehat itu 😦 ( dan ini bener-bener jangan ditiru, tidak bagus buat metabolisme >.< )

Sempat rasanya merasa bahwa mahameru begitu sombong, begitu angkuh, sehingga memberikan jalan yang sulit pada kaki untuk berpijak, dan gak mengijinkan untuk berhenti. berhenti maka kita akan kembali turun.

tapi, mungkin itu inti dari perjalanan ini, bagaimana cara menaklukkan keputusasaan diri, dan bagaimana kita bisa memotivasi diri sendiri ketika yang lain pun berusaha dengan dirinya sendiri.

Mahameru hanya ingin dipijak oleh orang-orang yang benar-benar ingin, dan yang berhasil mengalahkan egonya sendiri.

Cemungudh… ^^

Jam 7.45 akhirnya kakiku menginjak puncak. Alhamdulillah, maksud hati ingin sujud syukur, malah yang ada langsung rebahan, sementara waktu gak minat dengan foto-foto ria. Dan lapar pun makin terasa. Terselamatkan dengan beberapa potong jelly. Dan langsung ku habiskan. Maaf ya teman-teman. Jadi habis perbekalan.

Segera aku bertayamum, ingin melakukan sholat dhuha di sana, tapi teralihkan dengan pemandangan seseorang yang melakukan sujud syukur panjang,dan arak-arakan awan di sana. Duh Gusti nu Agung, Hapunten deui…

Lanjut foto-foto lah, dan setelah masing-masing sudah menuaikan hajatnya, termasuk yang punya modus tukar PIN :P, kami pun turun.. dengan riangnya berseluncur dan foto-foto, walaupun sudah tidak ada air lagi yang tersisa. Yang penting sudah sumringah semuanya, termasuk aku :D. ku semangati mbak-mbaknya yang masih berjuang naik, “ayo mbak, turunnya asik loh, cepetan nyampe”

5Km :mrgreen:

5Km :mrgreen:

3676 mdpl

3676 mdpl

Ya, cerita selanjutnya turun ke kalimati, masih diwarnai dengan kekurangan air, dan minta-minta air ke sesama, dan ke rumput-rumput di sepanjang jalur.. heheheheh

Sampai di Kalimati, rehat bentar, saling isi ‘buku tamu’ (dan dari sini, aku baru hafal semua nama teman-teman baru yang mereka menyebutnya sebagai Arjuna Enam, dengan logo bendera yang unik, suka dengan bendera mereka 😀 ), masak-masak (walaupun aku hanya sebagai pemerhati saja ketika yang lain pada masak), packing-packing, berfoto-foto dan berangkat menuju ke Ranu Kumbolo.

Perjalanan kali ini, lebih didominasi oleh hujan, yang membuat perjalanan menjadi segar, dan sesekali aku menengadahkan kepala, langsung menampung air hujan ke mulut :D, serta didominasi oleh pembicaraan belerang yang berlangsung sampai hari kemaren..:))

rehat dulu :D

rehat dulu 😀

meninggalkan Kalimati

meninggalkan Kalimati

Jambangan

Jambangan

Oro-oro Ombo(melipir ke bukit sebelah, nampak 'circle crop di sana :cool: )

Oro-oro Ombo
(melipir ke bukit sebelah, nampak ‘circle crop di sana 😎 )

semeru_31

merangsuk ke sabana Oro-oro Ombo :mrgreen:

Sekitar pukul 16.00, kami sampai kembali di Ranu Kumbolo. Niatnya hanya sampai jam 18.00 tapi lanjut sampai pukul 20.00

Di sini, terjadilah ritual bebersih, niat hati ingin nyebur mandi ke rakum, tapi tangan nyelup ke airnya saja sudah tak sanggup dinginnya.

Dan masak-masak  pun kembali terjadi, kali ini benar-benar penghabisan logistik. Dan lagi-lagi aku hanya jadi pemerhati para koki-koki itu. Kapan lagi coba, aku dimasakin ma koki-koki gunung. Hehehehe… walaupun kadang lucu lihat cara mereka memasak. Masakan kali ini jadi menu makan malam dan bekal selama perjalanan.

Yah, perjalanan malam dari Ranu Kumbolo ke Ranu Pani, berbeda dari perjalanan dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo, walaupun dilakukan dalam waktu yang sama. Selama perjalanan balik, ternyata banyak juga yang datang dan baru naik.

Tapi perjalanan malam itu lebih ramai dari yang sebenarnya, gak akan aku bahas deh, karena itu hanya akan menjadi pengalihan isu dari topik 5cm yang menjadi obrolan sepanjang jalan 🙄 , perjalanan terasa makin panjang,  mungkin karena dikebut dari muncak sampai ke ranupani. Badan yang cukup lelah, dan sempat tidur di pos 1.  Perjalanan dari pos 1 ke ranu pani, aku jalan sambil setengah terpejam, beberapa kali terpantuk, hampir jatuh.. hapunten ya kawan-kawan :mrgreen:

Perjalanan kali ini, ditemani oleh bulan  yang makin mendekati ke purnama. Walaupun sore tadi hujan, tapi malam ini, cukup cerah. Dan ketika hampir sampai ke Ranu pani, menyempatkan diri mengintip langit dari Google Skymap, sambil membantu membawa gembolan sampah, tercapture ada Jupiter sebelah utara.. terang banget. Dan ada gugusan orion yang sangat kuhapal  bentuknya. Selebihnya tak jelas aku melihatnya. Meskipun sangat terang di langit, tapi kurang focus lihat di phone ku.. 😀

25 Desember 2012

Sekitar 3.30 akhirnya bisa merebahkan diri di mushola, walaupun bener-bener terlelap sekitar pukul 4an, karena sempat tercuri dengar percakapan tentang perjalanan sebelumnya, walaupun hanya sayup-sayup..

Ranupani

Ranupani

Pukul 5 terbangun kaget, langsung shubuhan dengan keadaan tubuh menggigil… dan terhitung jumlah teman-temanku yang lengkap masih terlelap. Alhamdulillah Lengkap 😉

Mungkin masih banyak yang belum terungkapkan, tapi biarlah itu  menjadi bahan perbincangan kita saat perjumpaan berikutnya. Yang jelas, aku punya beberapa alasan untuk kembali lagi:

  1. Melihat rakum dari atas dari jalur pos 4 saat matahari masih ada
  2. Melihat oro-oro ombo sedang dalam musim semi
  3. Mandi di rakum
  4. Melihat sunrise di beberapa tempat di semeru
  5. Ambil air di sumber mani
  6. Capture gugusan bintang
  7. Dll

Walaupun hanya dengan ‘kangen’, sudah cukup menjadi alasan untuk balik ke sana… (bener kata-kata orang, tempat itu memang ngangenin)

Penampakan Bromo

Penampakan Bromo

Terima kasih teman-teman, Kak roni dan Indah, serta teman-teman baru dari Arjuna Enam, kalian memang ’Orang Gila’, many thanks Fref, Fatkur, Viday, Deni, Widy, Sony, dan Bayu (kalo ketemu lagi tar kalahin Sony dalam hal memasak ya  :mrgreen: ), semoga kalian gak kapok jadi trip-mate ku :mrgreen:

ingin membaca, dari versi temen-teman yang lain juga, cerita perjalanan ini 🙂

fullteam :cool:

fullteam 😎

Dan teman-teman di rombongan awal Aming, Anwar, Fahmi, Nina, Saiful dkk yang belum sempat berkenal secara keseluruhan.

Semoga ada kesempatan untuk melakukan perjalanan lagi bareng kalian.

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi

Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa dibeli

Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

(sahabat Kecil by Ipang)

Bandung, 4 Januari 2013

Salam

M. Ike S.

#untuk sebuah artwork yang kulakukan di sana untuk ibuku. Walaupun satu kata tidak terselesaikan di sana… dan langsung membayar hutang satu kata di pekan berikutnya 😉
dan sebuah kata di puncak itu, yang memotivasi aku untuk bisa sampai di tanah tertinggi di Pulau Jawa ini.
Mom, I love you, and everyday will be mother’s day for me

Mom, Happy mother's day

Mom, Happy mother’s day

(sumber foto: dokumen pribadi dan dokumen teman-teman perjalanan 🙂 )

10 comments on “#Catper Semeru 22-25 Desember 2012 (bagian 3)

  1. mba ike, keren artwork for your mom-nyaaaa… keren mba 3 part ditutup oleh artwork ky itu, nampak lebih berkesan… motivasi lebih untuk nyampe puncak itu gara2 mba ike bawa tulisan MOM yaaa .. subhanalloh 😀

Leave a reply to febrian hadi Cancel reply